DAY SEVEN : SELF REMINDER
Sedikit cerita, sejak memutuskan untuk berhenti bekerja beberapa tahun yang lalu dan memilih menjadi Stay at Home Mom membersamai tiga anak tanpa bantuan orang lain itu adalah seni pengorbanan dalam kehidupan. Kenapa??
Selain merelakan waktu kita untuk selalu ada dimana pun anak membutuhkan kita, kesabaran seorang Ibu menjadi kunci utama keberhasilan dalam pengasuhan anak-anaknya.
Ibu yang bahagia akan mendampingi anak dengan bahagia pula. Sedangkan Ibu yang dirundung kesulitan, pasti akan mengalami banyak tekanan dan ketidakmampuan dalam menghadapi anak-anaknya.
Belajar dari Komunikasi Produktif kali ini, saya lebih memaknai bahwa menjadi Ibu itu tidak hanya seni mengatur waktu (manajemen waktu) tapi juga seni merangkai kata (manajemen ucapan) ketika Alloh SWT melebihkan keistimewaan kata-kata yang kita keluarkan sebagai doa disitulah kita bertanggung jawab untuk menjadikan setiap ucapan adalah doa baik untuk kita dan keluarga kita.
Bahkan saat marah sekali pun ucapan kita harus tetap sebisa mungkin indah didengar dan enak untuk di amini.
Memang tidak mudah, namun bisa diupayakan. Contoh sederhana saja sih yaa. Misalnya lihat rumah berantakan, mainan berserakan dimana-mana. Secara kasat mata jelas itu adalah sebuah bencana dan pekerjaan rumah yang ra uwis-uwis.
"Alhamdulillah, itu artinya anak-anakku sehat"
Bisa dibayangkan apa yang terjadi selanjutnya jika kalimat affirmasi positif dan rasa syukur yang kita ucapkan. Tentunya kita akan lebih rela dan endingnya pun beres-beres rumah akan terasa ringan karena minus hati yang dongkol.
BUT IF.....
Kalimat yang meluncur itu isinya kurleb gini...
"Apa ini, berantakan semua! Ayo bereskan yaa, atau Mama buang semuanya"
Hahahahaa
Astaghfirulloh,serem amirrrr...
But that's real. It happened to me in the past.
Kadang suka nyesel sendiri kalau ingat masa peralihan yang cukup berat waktu itu. Belum bisa mengubah ritme dari Ibu pekerja kantor menjadi Ibu rumah tangga 100% ditambah perubahan hormonal yang mungkin saya alami pasca malahirkan. Sehingga kadang membuat anak-anak yang menjadi korban pemikiran absurd saya di masa lampau.
Perjuangan yang sangat berat.
Alhamdulillah, dipertemukan dengan IIP ini semacam buku saku yang bisa diintip dan dibaca sewaktu diperlukan tentang perubahan yang dimulai dari diri saya dulu, berlanjut ke anak-anak dan keluarga dan lingkungan yang lebih luas.
Dear Moms, yang masih struggle dengan masalahnya yuk kita sama-sama belajar bagaimana memaknai masalah sebagai seni dalam kehidupan kita. Jangan pandang sebagai sesuatu yang memberatkan tapi jadikan hikmah.
Dalam menghadapi anak pun demikian, saya mencoba menjadikan berkomunikasi dengan mereka adalah seni merangkai kata yang sebisa mungkin bermanfaat dan produktif untuk kami.
Semuanya tidak ada yang isntan, menjadi Ibu itu proses panjang yang awal mulainya harus kita tentukan sekarang juga.
Set your time, push yourself to the limit
Dear Moms, yang masih struggle dengan masalahnya yuk kita sama-sama belajar bagaimana memaknai masalah sebagai seni dalam kehidupan kita. Jangan pandang sebagai sesuatu yang memberatkan tapi jadikan hikmah.
Dalam menghadapi anak pun demikian, saya mencoba menjadikan berkomunikasi dengan mereka adalah seni merangkai kata yang sebisa mungkin bermanfaat dan produktif untuk kami.
Semuanya tidak ada yang isntan, menjadi Ibu itu proses panjang yang awal mulainya harus kita tentukan sekarang juga.
Set your time, push yourself to the limit
SEMANGAT
semangat mbak Nimas
BalasHapusThank you Mbak.
HapusInsya Alloh akan terus semangat belajar dan memperbaiki diri Mbak.
Semangat buat kita ya Mbak #kiss
Nikmati proses untuk menemani ananda, semangat
BalasHapusSiap Mbak Linda,
HapusProses panjang dan harus bisa happy ending ya Mbak.
aamiinnn ^^