Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2018

LISTEN WITH YOUR HEART

Gambar
MENJADI PENDENGAR YANG BAIK Setelah melalui 17 hari tantangan Komunikasi Produktif yang secara tertulis hanya bisa di publikasikan dalam 14 hari walaupun fakta dilapangan sebenarnya jauuhh lebih panjang ceritanya mugkin dalam sehari bisa jadi bahan tulisan untuk satu minggu 😆 saking banyaknya percakapan dan interaksi saya bersama anak-anak.  Dari proses tantangan tersebut, saya terutama yang selama ini paling gampang memproduksi kata alias cerewet kembali belajar bahwa siapapun jika ingin menjadi pembicara yang baik, memproduksi output kata yang baik, maka terlebih dulu jadilah pendengar yang baik. "A good speaker is a good listener" Sebuah kutipan terkenal dalam dunia public speaking yang dulu sering diucapkan berulang-ulang oleh coach debate kami saat latihan. Kalimat tersebut selalu menjadi reminder bahwa saat tim lawan sedang menyampaikan argumennya kita harus mendengarkan dengan baik tiap poin yang disampaikan, bahkan sampai harus mencatatnya. S

DAY THIRTEEN : 30 MENIT LEBIH DEKAT DENGAN MAS NIZAM (PART 1)

Gambar
Pada beberapa hari sebelumnya saya pernah share tentang keistimewaan anak mbarep saya yang satu ini. Hingga saya memutuskan untuk meluangkan 30 menit minimal dalam sehari untuk bersamanya, fokus padanya, mengobservasinya, menyelami perasaannya, dengan harapan bisa mengisi kembali memori seproduktif mungkin untuknya.  Kali ini sepulang sekolah saya mengajak Mas Nizam bermain peran. Peran yang sekiranya menjadikan dia pusat perhatian dan memiliki kuasa pada permainan ini.  Ceritanya Mas Nizam menjadi guru, saya dan kedua adiknya menjadi murinya. Pelajaran kali ini adalah berhitung yang notabene kesukaan dia. Dengan semangat dia mengambil meja buku dan pensil kemudian menulis beberapa soal. Kami pun juga berperan menjadi murid yang baik saat itu. Duduk memperhatikan  Pak Nizam yang kemudian memberikan pertanyaan pada kami. "Ayo siapa yang paling cepat jawab dapat 1 bintang" Dengan PD nya dia mengarahkan kami. Saya seolah melihat sisi lain Mas Nizam yang le

DAY TWELVE : OBSERVASI SI MBAREP

Gambar
Masih edisi mengobservasi si mbarep yang memang terlihat sangat berbeda. Walupun secara kasat mata sifat kedua anak cowok saya sedikit mirip, namun jelas terdapat perbedaan yang signifikan. Awalnya dulu saya mengira memang fase usianya yang memposisikan dia seperti saat ini, mudah bosan, lebih senang bermain dibanding membaca buku pelajaran, lebih suka lari-lari daripada duduk tenang di bangku kelas, mengamati teman-temannya daripada mendengarkan gurunya, mengganggu yang lain daripada menulis dan lain sebagainya. Semua itu bukan asal cerita dari guru kelas atau teman sekelasnya, melainkan saya sendiri sudah sering mengamati langsung apa yang sebenarnya dia kerjakan di kelas.  Beberapa hari saya luangkan 10-15 menit di tengah pelajaran atau sebelum pulang sekolah untuk mengintip ke dalam kelas Mas Nizam dari luar jendela. Dalam durasi waktu itu saya juga pernah mengamati seluruh kelas memang sesekali riuh dan gaduh, namun ketika Guru memberikan arahan seketika kelas tenan

DAY ELEVEN: DEMAM BULU TANGKIS

Gambar
Tanpa terasa hari ini sudah memasuki hari ke 11 saya mencoba mengisi hari-hari membersamai anak-anak dengan culture komunikasi produktif. Setiap harinya ada saja hal yang menarik dan layak untuk dibagi. Semakin hari anak tumbuh menjadi pribadi yang baik dan menyenangkan dengan vitur unik mereka masing-masing. Alhamdulillah salah satu hal yang berubah signifikan dalam hal kebiasaan sehari-hari adalah "bermain HP". Sepertinya kali ini kami berhasil untuk mengalihkan perhatian anak-anak dari benda kecil dengan radiasi tinggi itu. Anak-anak mulai lebih senang mencari dan bereksplorasi dengan hal baru yang ada di sekitarnya. Seperti dua hari ini Sabtu dan Minggu ekplorasi ada pada kemampuan mereka bermain badminton. Siapa yang tidak suka badminton? Gema olahraga ini kembali populer setelah berhasil meraih banyak medali dalam ajang Asian Games 2018. Euforia itupun sampai pada anak-anak saya setelah playdate bersama sepupu mereka Sabtu kemarin.

DAY TEN: MASIH ADA KEJUTAN DARI SI SULUNG YANG LUAR BIASA

Gambar
Belum bisa move on dari beberapa hari yang lalu dimana Mas Nizam bikin burung kertas ditengah pelajaran dan tidak mau nulis.  Siang tadi sepulang sekolah lagi-lagi saya dapat "kejutan" baru. Entah kenapa sejak pagi tuh kayak pengen aja anterin Mas Nizam berangkat sekolah seperti biasanya walaupun sempet tersirat nyuruh dia naik sepeda aja dan kebetulan doi keberatan berangkat sendiri jadi saya antarkan seperti biasa.  Jam pulang sekolah pun tiba, seperti biasa saya dan rombongan (Baca: emak dan 2 anak balita) udah nangkring di depan pagar sekolah. Kali ini agak beda karena posisi motor saya parkir di samping gerbang sekolah yang tempatnya lumayan teduh dan agak tersembunyi tapi bisa langsung lurus melihat ke kelas Mas Nizam. Saya dan 2 krucils nongkrong di atas motor sambil memandangi pintu kelas 1C yang masih tertutup. Tidak lama kemudian pintu dibuka dan beberapa anak kelas lain juga sudah mulai keluar dari kelasnya. Mas Nizam pun mulai terlihat keluar d

DAY NINE : ANALISA AZAS KEMANFAATAN

Gambar
Siang hari yang panas itu enaknya ngapain ya Moms? A. Tidur sambil AC nyala B. Minum es cincau seger kayaknya C. Masuk ke dalam kulkas D. Nemenin anak yang seru-seruan main air sambil nonton TV acara favorit sebentar aja udah bersyukur. Alhamdulillah ^^.  Hayo siapa yang bisa jawab A?? Kalo buat Mama Nyim sih bisa tidur ajaa, tanpa pake AC pun udah bakalan menyenangkan yaaaa hehehe Jawaban (D) sepertinya yang saya alami siang tadi. "Maaa, boleh main air please" Si tengah ngerayu saya setelah selesai  makan siang. Saya masih diam dan malas jawab, malas bilang "iya" ataupun "ndak boleh" karena keduanya punya konsekuensi logis yang berbeda. Saya perlu mempertitungkannya donk yaa mana yang sekiranya menguntungkan untuk saya dan mereka juga tentunya. "iya" memiliki konsekuensi logis ketiga anak akan main air dibelakang rumah. Bisa diperkirakan akan menghabiskan waktu 20-30 menit untuk sesi mainan airnya, hm

DAY EIGHT: TERUS AKU KUDU PIYE JAL?

Gambar
Sekolah  Singkat cerita kejadian ini sebenarnya sudah terjadi beberapa hari yang lalu tepatnya Senin, 10 September 2018 (Hari Kecepit Nasional) cuman baru sempet tercurahkan dalam tulisan malem ini.  Singkat cerita tuh tiap si Mas pulang sekolah saya selalu periksa isi tasnya, cek satu persatu bukunya, alat tulisnya masih lengkap atau raib. Saya suka cek pekerjaan rumah dia dimana kalau dapat PR sebisa mungkin dikerjakan saat itu juga sepulang sekolah supaya terbiasa untuk tidak menunda-nunda pekerjaan.  Kali ini saya tidak menemukan buku tulis tematiknya yang setelah saya tanyakan ternyata dikumpulkan di guru kelasnya. Belum dihujani pertanyaan yang aneh-aneh ehh dia lebih dulu meminta maaf ke saya dan dengan polosnya menyampaikan, "Ma, maaf aku tadi ndak nulis" "Lho kenapa??" Bisa dibayangkan ekspresi saya bagaimana kan??😆.... "Mama jangan marah ya" Dia ngomong gitu malah gimana saya bisa marah kan. Saya coba tarik na

DAY SEVEN : SELF REMINDER

Gambar
Sedikit cerita, sejak memutuskan untuk berhenti bekerja beberapa tahun yang lalu dan memilih menjadi Stay at Home Mom membersamai tiga anak tanpa bantuan orang lain itu adalah seni pengorbanan dalam kehidupan. Kenapa?? Selain merelakan waktu kita untuk selalu ada dimana pun anak membutuhkan kita,   kesabaran seorang Ibu menjadi kunci utama keberhasilan dalam pengasuhan anak-anaknya. Ibu yang bahagia akan mendampingi anak dengan bahagia pula. Sedangkan Ibu yang dirundung kesulitan, pasti akan mengalami banyak tekanan dan ketidakmampuan dalam menghadapi anak-anaknya. Belajar dari Komunikasi Produktif kali ini, saya lebih memaknai bahwa menjadi Ibu itu tidak hanya seni mengatur waktu (manajemen waktu) tapi juga seni merangkai kata (manajemen ucapan) ketika Alloh SWT melebihkan keistimewaan kata-kata yang kita keluarkan sebagai doa disitulah kita bertanggung jawab untuk menjadikan setiap ucapan adalah doa baik untuk kita dan keluarga kita. Bahkan saat marah sekali pu