SEMUA KARENA SAYANG


Salah satu cobaan terberat dalam ikhtiar membersamai anak memasuki fase belajar kemandirian adalah "Rasa Kasihan" kita pada anak. 
Melihat anaknya merengek tidak mampu, minta tolong, dan ujung2nya nangis menjadi faktor utama kemunduran progress kemandirian pada anak. Kemarin anak bisa memakai celana sendiri, kenapa sekarang tidak bisa? Bisa jadi adalah hasil dari rasa kasihan kita yang salah tempat. Kasihan yang sebenarnya justru ketika kita melihat anak kita tidak mampu menyelesaikan urusan pribadinya sendiri di masa yang akan datang. 

Sampai kapan anak terus dipakaikan baju?dimandikan?dicebokin?

Sampai anak siap.

Kapan mereka tau kalau mereka sudah siap jika kita tidak memberi kesempatan mencoba?

Mencoba dan terus tantang diri mereka untuk mencoba. 

"Pasti bisa, ayo kamu bisa!"

"Semangat pasti bisa!"

"Bisa kok, kayak kemarin ituloh."

Rangkaian kalimat penyemangat yang wajib disampaikan ketika mereka berani mencoba dan mengulanginya terus menerus. 

Seperti sedikit cerita drama tadi pagi. Si Abang Ilham agak sedikit not in a mood merasa bangun sedikit kesiangan dan melihat adeknya sudah mandi duluan dia tiba-tiba mogok mandi.

Disuruh mandi dia tidak mau, bahkan hampir membuat saya sedikit emosi.

Kalau dia sudah begitu saya biarkan saja selama beberapa menit. Saya tidak paksa dia nanti malah makin ngamuk. Saya beralih sejenak ke urusan dapur dan beberala cucian piring kotor. Saya ambil sikap "diam" dan kami pun saling cuek. 

Tidak lama akhirnya dia merasa risih sendiri kali ya, tiba-tiba berusaha melepas kaos dan celananya sendiri tanpa minta bantuan saya. Kita masih "diem-dieman" dan dia masuk kamar mandi sendiri. Saya tengok dari dapur dan dia rupanya hendak mandi sendiri. Dalam hati saya bersyukur artinya dia sudah punya kesadaran dan kemandirian untuk mandi. 

Tidak lama berselang ada suara memanggil tolong dari kamar mandi.

"Maa, Mama, mandiin Mama"

Eaahhh rupanya dia baru sadarr dan keluar ke ngalemannya. 

Saya meghampiri dan tidak kemudian memandikannya tapi saya pantau dari luar kamar mandi.

"Ayo mandi sendiri ya pinter, tangan Mama kotor ini kena gosongnya panci.. tuuh liat tuhh" 

Sambil nunjukin busa sabun cuci yang berwarna gelap setelah dipakai gosok panci.

"Gak mau, mandi sama Mama"

"Bang Ham kan sudah besar, ayuk mandi sendiri yuk"

Makin meronta dan kemudian muncul alasan sederhana dari mulutnya.

"Dek Naira aja tadi dimandiin Mama, aku mau mandi sama Mama"

Owalah Naakk.. rupanya sampeyan cemburu tho. Ya Alloh mau marah gak jadi. Mau tetap saya paksa mandi sendiri juga kasihan. Mau saya mandikan aja malah makin kasihan.

Akhirnya saya pasang senyum lebar sambil sedikit berbisik seolah ada rahasia negara paling penting.

"Eh Bang, tau ndak sih kalau adek Naira tadi itu sebenarnya mandi sendiri..."

Sambil tengok kanan kiri dan telunjuk didelan bibir.

"Pssst, rahasia loh yaa.. Dek Naira aja bayi mandi sendiri. Masak Bang Ham dimandikan Mama"

Kalimat spontan ala-ala rahasia tadi rupanya berhasil memompa semangat Bang Ham untuk kembali mencoba mandi sendiri dengan baik dan benar.

Boys, Mama bukannya tega sama kalian. Tapi semua Mama lakukan karena Mama sayang kalian. 

😘😘😘


#Harike5

#Tantangan10Hari 

#GameLevel2
 
#KuliahBundaSayang

#MelatihKemandirian 







Komentar

Postingan populer dari blog ini

BAKAT BERDAGANG MAS NIZAM

MEMBUAT POHON LITERASI KELUARGA

MENGHITUNG LEMBARAN KERTAS SOAL