ISTINJA SENDIRI? SIAPA TAKUT


Seperti biasanya pagi hari adalah waktu tersibuk di rumah.
 Sesaat setelah 3 krucils bangun tidur rumah mendadak ramai. Si bontot setiap bangun tidur mesti minta gendong. Saya pun akhirnya terbiasa masak sambil menggendongnya di belakang pakai gendongan udah kayak simbok jamu gendong aja. 

Si mbarep sudah lebih tertib. Bangun tidur langsung menuju kamar mandi untuk ritual kecil. Biasanya saya suruh dia melanjutkan untuk sekalian mandi. Si tengah ini pun demikian. Bangun tidur langsung ke kamar mandi yang berbeda dari Masnya dan kali ini dia tidak hanya melakukan ritual kecil melainkan ritual yang lebih besar alias BAB. 

Biasanya yaa setelah BAB dia tuh teriak-teriak memanggil saya minta di cebokin. Kalau di jam2 sibuk ya kadang dia sampai nunggu lama di closet karena saya masih harus menyelesaikan pekerjaan di dapur yang akan sangat tidak elok jika diinterupsi dengan aktifitas percebokan. Jadilah saya minta dia untuk sabar menunggu. Nah berhubung pagi ini adalah kesempatan emas saya untuk melatihnya mandiri dalam hal BAB sendiri, maka saya bergegas selesaikan urusan dapur dan menghampirinya.


"Maa, sudah Maa..."
teriaknya dari dalam kamar mandi.

"Iya sebentar"
Saya menjawab sambil menyelesaikan goreng tempe yang matang dan siap diangkat. Tempe tertiriskan langsung saya meluncur ke kamar mandi sambil gendong si bontot. Kali ini saya berdiri di luar kamar mandi san mengarahkannya dari luar. 

"Ayo bang cawik sendiri ya."


"Gak mau, mama aja yang nyawikin"
Jawaban bernada sewot setengah ngantuk.

"Loh, ini lihat Mama lagi gendong Adek gak bisa nyebokin gimana ini hayoo?...lihat ini susah nunduknya Mama, gak nyampe tangan Mama"
Sambil berolah gerak macam nenek tua renta menggendong kayu dipunggung lah aku dibuatnya.

"Aku gak bisa cawik sendiri..." 
Keluhnya dicampur rengekan kesal. 

"Ayo bisa, Mama bantu dari sini, ayo Bang Ham udah besar kok, ayo nakk"
Berusaha meyakinkannya dengan ekspresi wajah, intonasi suara dan kalimat-kalimat penyemangat supaya dia bisa yakin pada dirinya.

"Aaahhh.. uuuhhhhh"
Sambil mengerutkan dahi dan memoncongkan bibirnya dia berdiri mengangkat gayung dan seolah ingin mencobanya.

Kemudian saya arahkan dia untuk:
1. Menyiram yang berada di dalam kloset hingga bersih. 
2. Adab istinja seperti larangan menghadap atau membelakangi kiblat
3. Memakai tangan kiri untuk membilas anggota badan yang dibersihkan
4. Proses istinja itu sendiri dengan mengguyurkan air dari depan ke belakang, 5. Memakai sabun, membasuh sampai bersih dan selesai. 
6. Keluar kamar mandi sambil berdoa. 

Alhamdulillah rangkaian pagi ini berjalan lancar dengan tidak adanya kesulitan yang berarti. 

Kuncinya keberhasilan pagi ini adalah dengan memberikan skenario keadaan dimana dia hanya bisa mengandalkan dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain. Dengan kondisi saya yang saat itu menggendong adeknya rupanya berhasil membuat dia mencoba mandiri dalam hal bersuci setelah BAB. 

Arahan yang jelas tentang langkah-langkah istinja juga harus disampaikan dengan baik, sebisa mungkin penuh kelembutan dan ketegasan untuk hal-hal yang tidak boleh salah dalam melaksanakannya. Karena istinja adalah salah satu practical-life skill yang utama sebagai seorang muslim, maka praktek pelaksanaannya juga harus senantiasa didampingi hingga benar-banar tertanam dan menjadi suatu kebiasaan baik hingga mereka dewasa nanti. 


#Harike3

#Tantangan10Hari 

#GameLevel2
 
#KuliahBundaSayang

#MelatihKemandirian 


#InstitutIbuProfesional


Komentar

Postingan populer dari blog ini

BAKAT BERDAGANG MAS NIZAM

MEMBUAT POHON LITERASI KELUARGA

MENGHITUNG LEMBARAN KERTAS SOAL