Diary Emak Anak Tiga

Nikmat mana yang kau dustakan, Bahkan dari sampah bisa jadi duit... MasyaAlloh 🙏🏼 Makin giat pilah2 sampah, kalau bisa sih gak nyampah.. Tp kalau terpaksa yaa kudu PEDULI Salah satu bentuk kepedulian kita paling sederhana adalah dengan tidak buang sampah sembarangan.. Kalau mau sedikit lebih perduli lagi, kita mulai untuk menyisihkan waktu dalam hal 3R Reduce, Reuse, Recycle 1. Reduce Kudu punya mindset: Hidup minim sampah. How? Selalu bawa tas belanja sendiri, botol minum sendiri, kotak makan sendiri, sendok dan sedotan sendiri. Berani berkata tidak pada kantong plastik. Sekiranya masih ada sampah dalam hidup kita, lanjut ke level ReUse. 2. ReUse Anggap aja paling gampangnya kita memanfaatkan kembali fungsi sampah. Menjadikan sampah tersebut punya manfaat. Caranya? Paling gampang yaa dengan memakai lagi botol bekas menjadi pot tanaman atau dijadikan mainan, minyak jelantah jadi sabun dan banyak hal keren lain yang bisa kita pelajari jaman now. Dan yang terakhir.

Seseorang akan tampak bingung jika dihadapkan dengan pertanyaan yang menyulitkan dirinya. Apalagi pertanyaak tentang seks? Betul? Nah sebenarnya kita tidak perlu panik. Tetap tenang. Biarkan anak untuk bertanya akan keingintahuan mereka. Tugas kita apa? Tugas kita sebagai orangtua anak2 kita adalah membekali diri kita dengan ilmu. Ilmu tentang pendidikan seks yang telah disampaikan oleh rekan2 dari kelompok sebelumnya. Dari pembahasan sebelumnya terkait masalah seks pastinya membuat kita cemas, takut, bingung, dan lain sebagainya to.. Tenang.. Selagi anak masih bertumbuh dan kita bersamai mereka, ayok kita dampingi mereka. Bukan hanya fisik tapi juga kita beri pendidikan seks kepada anak2 kita. Dengan bekal dari kita, mudah2an anak2 kita bisa menapaki kehidupan ini sesuai jalan yanh diridhoi oleh Allah SWT. aamiin Ada beberapa sumber yang kami ambil poin2 nya terkait dengan cara kita dalam menjawab pertanyaan seksualitas yang diajukan oleh anak. Dari 2 sumber di ata

1. Dalam Keluarga 🌸 anak dibiasakan dari kecil menggunakan pakaian yang tidak terbuka. Dalam hal ini bisa dimulai dengan pendidikan agama yg baik mengenai pentingnya atau kewajiban menutup aurat. Setelah itu bisa disampaikan bahaya menggunakan pakaian terbuka.  🌸 anak diajarkan harus selalu waspada terhadap orang lain terutama yang tidak dikenali. 🌸anak diberi pemahaman mengenai seksualitas diri dan tubuhnya. Jadi mana yang boleh, yang tidak boleh orang sentuh di fisiknya. Bisa kita sampaikan dengan buku cerita ataupun lagu pada anak. 🌸  Mengajarkan anak untuk tidak berbohong, dan membiasakan anak untuk terbuka kepada orang tuanya. 2. Masyarakat 🌸 Peran masyarakat terdekat juga dibutuhkan dalam mencegah kekerasan seksual pada anak. Misalnya, masyarakat di rukun tetangga (RT), rukun warga (RW), atau desa agar mampu melindungi anak-anak di lingkungannya.  Mengerti kalau ada anak malam-malam di luar rumah, maka masyarakat nanti yang akan menegur langsung orang tuanya,

Pencegahan penyimpangan seksualitas adalah upaya untuk mencegah terjadinya Penyimpangan seksual. Dalam hal ini peran orang tua dan keluarga sangat dibutuhkan. Selain menguatkan fitrah keimanan dan memberikan pendidikan seks sejak dini, ada beberapa  langkah yang bisa dilakukan agar tidak terjadi penyimpangan seksual pada anak. 1. *Menjauhkan anak dari berbagai rangsangan* Rangsangan di sini adalah rangsangan seksual. Dorongan seksual biasanya muncul setelah melihat atau membayangkan wanita cantik, membaca buku, nonton film. Jadi sebisa mungkin para orang tua membersamai dan memfilter anak-anak ketika menonton televisi atau bermain gadget. 2. *Menguatkan identitas diri sebagai anak laki-laki atau perempuan* Secara fisik maupun psikis, laki-laki dan perempuan mempunyai perbedaan yang mendasar. Pola asuh orang tua dan stimulasi yang diberikan, memiliki peran yang besar dalam memperkuat identitas anak sebagai laki-laki atau perempuan. 3. *Membatasi pergaulan sejenis* Disamp

*Cara mencegah dari kejahatan seksual* Empat Langkah Pencegahan terhadap kejahatan seksual menurut Bu Elly Risman 1). tingkatkan komunikasi dengan anak. Pasalnya, komunikasi yang baik dapat membantu anak untuk memiliki kesadaran dan ketajaman perasaan terhadap apa yang mungkin terjadi terhadap dirinya. Dengan begitu, anak dapat lebih waspada. Gunakan kata-kata yang sesuai dengan usia dan kemampuan berpikirnya sehingga anak tidak tegang atau stres. 2). Ajarkan anak bahwa diri dan tubuhnya merupakan sesuatu yang sangat berharga. Untuk itu ia harus menjaga dan memeliharanya dengan baik. Orang tua bisa menjelaskan bahwa tidak semua orang boleh menyentuh tubuhnya, terutama dari bahu sampai di atas lutut. 3. Ajarkan anak mengenai jenis-jenis sentuhan dan cara bereaksi terhadapnya. Hal ini memang tidak mudah, namun orang tua harus mengupayakannya. Jenis sentuhan dikategorikan menjadi tiga, yakni : a. sentuhan yang boleh (sentuhan karena kasih sayang) b. sentuhan membingungkan (awal

Jaman now, disebut juga era digital, tidak bisa dipungkiri yaa paparan dunia lain ini sebut saja dunia maya sudah akrab untuk generasi milenial. Sumber informasi sekaligus poros kerusakan bermula. Ketika memandang dampak, seperti halnya 2 mata pisau, yang satu merugikan yang satu menguntungkan. Sebisa mungkin ortu mengambil positifnya dan menjauhkan jeleknya. Ketika anak dibawah umur sudah terlanjur terpapar gawai maka peran kontrol ortu untuk membatasi sangatlah perlu. Komunikasi, pengalihan positif dan banyak aktif secara fisik dan sosial membuat anak lebih banyak menghabiskan waktu diluar ketimbang interaksi dengan gawai. Budaya main keluar, atau moving class, outing, dan sejenisnya perlu diadakan sebagai wadah anak bermain dan bersosialisasi secara nyata.

Kematangan Akal/pemikiran harus bersamaan dengan kematangan fungsi biologis. Banyak anak usia dibawah 14 tahun sudah mengalami "dewasa sejak dini" padahal mereka masih SD misalnya atau masih belum matang alat reproduksinya. Ketika hal itu terjadi, dikhawatirkan akan menyebabkan terjadinya penyimpangan perilaku seksual. Perlunya membina dan memupuk fitrah kedewasaan ini supaya anak dapat mempersiapkan diri ktika mereka akan memasuki masa aqil baligh dan secara sadar menerima segala konsekuensi sebagai hamba yang mukalaf/telah baligh. Nah ini PR yaa buat dampingi anak2 supaya bisa terwujud aqil dan baligh bersamaan.

Peran ayah jelas tidak bisa digantikan oleh Ibu yaa... Kenapa??? Karena ayah itu sosok istimewa loh. Ayah memiliki fitrah yang tidak bisa diperankan Ibu. Khusus untuk anak laki-laki usia 7-10 tahun harus lebih dekat ayahnya karena pada masa ini anak mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam fitrah belajar dan bernalar. Pola pikir yang lebih sosiosentris dimana anak akan lebih suka bermain diluar bersama teman, tertarik dengan lawan jenis dan hal2 sosial lain. Nah pada usia ini anak laki-laki harus sudah memiliki orientasi yang lurus dan jelas tentang diri mereka, gender, serta fitrah seksualitasnya. Di saat seperti ini peran ayah sangat penting, hubungan ayah dan anak haruslah bagaikan seorang pelatih dan siswa / coach and learner.  Ayah sebagai coach of leadership dimana ayah harus mengajari dan mencontohkan peran seorang laki2 sebagai pemimpin yang bertanggung jawab, tegas, adil dan pengertian. How to do that?? Penekanan nilai2 agama dalam keseharian misalnya bera

 *Apa yang Harus Dilakukan Orang Tua :* 1. Menjadi role model yang baik. Jika ingin anak a,b,c tentu kita harus menjadi a,b,c juga. 2. Komunikasikan antar pasangan/dewasa lain yang menjaga anak  jika anak timbul gejala-gejala yang tidak biasa Misal ke psikolog, atau orang yang kita tuakan. 3. Jelaskan kepada anak bagaimana kita bersikap, berfikir dan bertutur antar sesama. *Jika anak ingin mencoba hal buruk, beritahu konsekuensi dan sebab akibat.* 4. Sediakan waktu untuk quality time  dengan anak, biarkan anak bebas bercerita. 5. Bicaralah dengan lembut Qaulan kariman : bicara yang baik, mulia Qaulan Maisuran: bekata yang mudah di mengerti Qaulan laiyyinan : berkata dengan lemah lebut sambil merujuk ke Al-quran (surah dan ayatnya)  6.   Role play dengan anak maka membuat mereka berfikir konkrit, karena jika kita hanya menjelaskan tanpa praktek , anak hanya mengawang dan tidak sampai pesan kita. 7. Memakai media contoh yang sederhana dan mudah dipahami *Ke

Bismillahirrahmanirrahim... Makin kesini emak makin susah tidur poemirsa.. bahasan diskusi makin menarik dan menguras jiwa raga karena PR akan semakin panjang tapi insyaAlloh kudu tetep semangat belajar yaa..  doaa kenceng dan ikhtiar mempeng insyaAlloh berhasil. Nah setelah emak paham apa itu pengenalan gender sekarang masuk dalam ranah pendidikan berbasis fitrah seksualitas. Ini juga gak kalah penting karena pendidikan fitrah seksualitas inilah yang menjadi indikator terjadi tidaknya penyimpangan seksual di masa depan. Semoga kita bisa mendampingi ananda menuntaskan fitrah seksualitasnya yaa.. amiin. Fitrah seksualitas adalah tentang bagaimana seseorang berfikir, merasa dan bersikap sesuai fitrahnya sebagai lelaki sejati atau perempuan sejati. Sosok ayah dan ibu harus ada sepanjang masa mendidik anak anak sejak lahir sampai aqil baligh. Pendidikan fitrah seksualitas berbeda dengan pendidikan seks. Pendidikan fitrah seksualitas dimulai sejak bayi lahir. Meskipun sosok a

1. Pengertian Gender: What 2. Kapan waktu yang tepat: When 3. Bagaimana cara memahamkan: How What is Gender? Berbeda dengan jenis kelamin, gender lebih ke arah fitrah perilaku, sifat dan tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan. Gender ini lebih banyak dibentuk dari faktor lingkungan, agama, adat istiadat dan budaya. Singkatnya jika jenis kelamin ini lebih ke anatomi biologis, maka gender lebih ke karakter psikologis dan kejiwaan. Kapan Waktu yang Tepat Memahamkan Perbedaan Gender Ini Sejak dini harus dan wajib diupayakan. Sejak dalam kandungan kita wajib mengkondisikan pengenalan gender. Seketika telah bisa diprediksi jenis kelamin anak maka orang tua terutama Ibu harus mengkondisikan perilaku dan kenyamanan janin dalam bayi, dalam agama islam misalnya sudah lebih fokus mendokan anak sesuai dengan gendernya. Menjadi anak yang solih/solihah. Membaca surat2 sesuai dengan gendernya jika perempuan diperbanyak surat an-nisa' atau maryam. Jika laki-laki surat Yusuf, L