BELAJAR MEMBACA THERMOMETER

Hari pertama eksekusi kegiatan bermain matematika dibarengi dengan adek Naira yang ngeluh kalau kepalanya pusing. Setelah Mama observasi pake tangan sih memang badannya agak anget ya terutama bagian kepala dan leher. Tangan dan kakinya masih normal2 saja. Karena mengukur suhu tubuh dengan tangan plus perasaan kurang efektif jadilah kita butug yang namanya Thermometer si alat pengukur suhu tubuh. Kebetulan wktu itu ada Bang Ilham yang nemenin Mama observasi si adek.

Sambil Mama flashback bahwa dulu waktu bayi bang Ilham pernah demam sangat tinggi dan mengalami kejang. Waku itu kenaikan suhu tubuh Bang Ham sangat tinggi dan berlangsung sangat cepat. Thermometer angkanya naik mencapai suhu 40 derajat lebih. Nahh dari sini akhirnya sekalian Mama mengenalkan matematika dengan alat bantu thermometer. Matematika dan suhu tubuh ternyata nyambung ya.

Media yang kita pakai hanya thermometer dan badan kita. Adek Nai yang suhu tubuhnya mama kira sedikit hangat ternyata setelah di cek dengan thermometer suhunya ternyata 36.9 dan masih tergolong normal. Sedikit aneh sih karena Mama pikir suhunya itu bakalan mencapai 37-38. Mungkin waktu itu temnya belum siap yaa hehehe jd hitungannya agak kacau. Mama cobakan ke badan Bang Ham jg suhunya masih sama.

Mama jelaskan pada bang Ham jika suhu dibawah 37 artinya masih normal. Dan jika melebihi 38 derajat maka segera diredakan demamnya dengan minum air putih yang banyak, makan makanan yang hangat dan berkuah, hingga sampai pergi ke dokter.

Nah dari sini Mama, Bang Ham dan Dek Naira telah belajar bersama tentang matematika di sekitar kita. Anak2 memperoleh ilmu baru nih tentang alat ukur suhu tubuh yang sangat bermanfaat untuk kehidupan kita sehari-hari. Ini baru matematika seruu 😊.

Suhu tubuh Dek Nai setelah dilakukan pengukuran yang kedua kali. Ini baru akurat.