Tips Memilih Sekolah Dasar untuk Anak

Arsip
April 2018

            Sebentar lagi kita akan memasuki tahun ajaran baru. Biasanya orang tua akan disibukkan dengan segala urusan sekolah anak. Salah satu kesibukan yang sering dialami orang tua menjelang tahun ajaran baru adalah memilih sekolah terbaik untuk ananda. Adakah Bunda disini merasakan hal yang sama?. Nah saya pun beberapa bulan terakhir ini berhasil dibuat galau dalam memilih sekolah dasar untuk anak pertama saya. Banyak pertimbangan yang akhirnya membuat saya memutuskan untuk memilih sekolah negeri dekat rumah. Yaa, sekolah negeri. Not the best school in town sih. Tapi insyaAlloh ini pilihan yang terbaik buat Mas Ncam ya Mas.
           Sebenernya nih, sekolah dasar pada hakikatnya adalah salah satu jalur pendidikan formal untuk anak usia 6-12 tahun. Nah kalau jalur pendidikan itu sendiri terdiri dari formal, nonformal dan informal. Sesuai Pasal 1 ayat 11 UU Nomor 20 Tahun 2003, diperjelas dengan Pasal 1 ayat 6 PP Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. 

         Mengutip dari satu artikel ilmiah kalau di Indonesia sendiri telah ditetapkan konsep wajib belajar 9 tahun dimulai dari Sekolah Dasar (SD) selama 6 tahun kemudian Sekolah Menengah Pertama (SMP) selama 3 tahun. Pendidikan dasar 9 tahun diharapkan bisa menjadikan anak Indonesia memiliki kemampuan untuk memahami dunianya, mampu menyesuaikan diri, bersosialisasi dengan perubahan masyarakat dan jaman, mampu meningkatkan mutu kehidupan baik secara ekonomi, sosial budaya, politik dan biologis, serta mampu meningkatkan martabatnya sebagai manusia warga negara dari masyarakat yang maju. Dalam dunia baru ini setiap orang harus memiliki potensi untuk bekerja di berbagai bidang dimanapun juga (Vembrirto, 1987 dalam Mashitoh, 2013).
           Memilih Sekolah Dasar untuk anak bisa menjadi hal yang serius bagi orang tua bahkan tidak jarang menimbulkan debat panjang antara ke dua orang tua. Memilih SD untuk anak secara tidak langsung kita sedang mencari rumah kedua sementara untuk mereka. Rumah kedua selama 6 hari seminggu selama 6 tahun kedepan yang akan membantu kita memenuhi hak pendidikan yang layak bagi anak kita. Semua orang tua tentunya menginginkan pendidikan terbaik untuk anaknya. Saya akan membagi beberapa gambaran tips memilih sekolah dasar dari pengalaman pribadi.

1. Pastikan jalur pendidikan yang akan ditempuh anak. Menurut Pasal 1 ayat 7 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, disimpulkan bahwa jalur pendidikan adalah alat/sarana yang dilalui oleh peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan sesuai dengan tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Untuk jalur formal sendiri saat ini sudah banyak sekolah dasar negeri yang tersebar di seluruh tanah air. Sekolah swasta pun tidak kalah menarik dengan beberapa fitur yang mungkin tidak didapati di sekolah Negeri biasa. Jalur pendidikan nonformal saat ini pun berkembang ke arah yang lebih sistematis dengan menghadirkan konsep homeschooling bernafaskan pendidikan berbasis keluarga mulai menjadi tren. Saya pribadi sih sebebernya lebih sreg anak buat sekolah di rumah aja. Matpel dan kegiatan sepenuhnya yang bikin mereka seneng. Karena saya pengennya anak selalu dan selalu ingin belajar. Bukan belajar karena paksaan yah. Tapi untuk saat ini saya masih belum yakin untuk praktek HS buat Mas Nizam. InsyaAlloh persiapan buat adek2nya kelak. Nah silahkan parents pilih sesuai dengan rencana pendidikan untuk anak masing-masing ya.

2. Kurikulum sesuai kebutuhan anak. Anak kita nantinya yang akan menghabiskan waktunya selama 6 tahun di sekolah yang kita pilih, maka kurikulum sekolah harus bisa memenuhi kebutuhan anak. Gampangannya sih cari kurikulum yang gak ribet dan practical for life aja sih yah. Analisa gaya belajar dan bakat minat anak itu penting bisa membantu orang tua menemukan sekolah dengan kurikulum yang sesuai untuk anak. Anak dengan gaya belajar kinestetik misalnya akan cocok dengan sekolah alam. Tapi kembali lagi di manapun sekolahnya, ngajinya tetap di TPQ Baitul Izza yaah 😃😂. Ecieehh....

3. Jarak tempuh yang masuk akal. Sebaiknya jarak perjalanan dari rumah ke sekolah dasar tidak lebih dari 30 menit ditempuh dengan kendaraan bermotor. Jika lebih dari 30 menit dikhawatirkan energi anak akan terkuras selama perjalanan. Waktu istirahat anak pun akan berkurang. Dikhawatirkan anak akan mudah lelah dan tentunya waktu anak untuk bermain pun tidak ada. Jarak sekolah yang dekat dengan rumah juga memudahkan orang tua atau kerabat dekat untuk mengawasi anak diluar jam sekolah.

4. Lingkungan sekolah yang aman. Faktor keamanan lingkungan menjadi kunci utama yang perlu dipertimbangkan oleh orang tua. Misalnya letak sekolah yang berhadapan dengan jalan raya, pastikan ada seseorang yang mengawasi dan mengatur laju kendaraan seperti tukang parkir atau satpam. Sekolah yang berdekatan dengan sungai, pastikan ada pembatas atau pagar yang membuat anak kita aman tanpa kita harus seharian mengawasi mereka.

5. Biaya yang bisa dijangkau keuangan orang tua. Ini penting banget karena tidak dipungkiri bahwa biaya pendidikan saat ini masih terkenal cukup mahal. Pola pikir biaya berbanding lurus dengan kualitas masih melekat pada masyarakat. Jika ingin menyekolahkan anak di sekolah yang bagus atau milik swasta tentunya butuh dana lebih besar dibanding sekolah negeri. Untuk keluarga dengan penghasilan besar tentunya biaya sekolah mahal tidak akan menjadi masalah. Namun bagi sebagian keluarga dengan penghasilan rata-rata diperlukan pertimbangan dana pendidikan yang sesuai kantong orang tua. Jangan sampai biaya sekolah menjadi beban yang memberatkan orang tua dikemudian hari.

6. Guru atau pengajar yang berpengalaman. Pengalaman seorang guru dalam mengajar mempengaruhi kualitas dan cara mengajarnya. Experience is the best teacher Carilah sekolah dengan guru atau pengajar yang sudah dikenal turun temurun dari generasi ke generasi sukses dalam mendidik anak muridnya. Jalin komunikasi yang baik dengan guru ya sebagai wujud rasa hormat kita kepada mereka dan bagian dari adab menuntut ilmu.
           Demikian tadi sekelumit tips memilih sekolah dasar yang bisa jadi bahan pertimbangan. Saya dan suami kebetulan bukan orang tua yang memiliki orientasi muluk untuk pendidikan anak kami. Asal On track dan berkarakter sesuai dengan peta keluarga yang kami buat insyaAlloh sudah membanggakan (Psst, yang penasaran sama peta keluarga kami bisa conment yah. Hehehe 😊). Bahkan kami berprinsip bahwa anak tidak harus menghabiskan waktu di sekolah untuk menjadi orang hebat di masa depan. Dalam hal memilih sekolah dasar fokus utama kami adalah anak bisa nyaman dan merasa senang menjalani prosesnya. Pertimbangan memasukkan ke sekolah negeri terdekat adalah dengan harapan suatu saat nanti anak kami bisa berangkat sekolah sendiri tanpa harus diantar seperti pengalaman kami dulu waktu kecil. Membayangkan kemacetan Sidoarjo jaman now rasanya kok gak tega misal nyekolahin anak SD nya jauh dari rumah yang jam 6 pagi kudu udah berangkat karena sopir anter jemputnya udaah standby di depan rumah. Bayangin mereka di jalan menikmati kemacetan dan harus rapelan bobok selama perjalanan sementara kita dirumah menikmati me time karena anak sudah berangkat sekolah. Ooohh itu bukan saya bangeett. Maafkan, saya lebih suka anak saya sekolah di tempat yang bisa saya lewati sewaktu-waktu saat belanja misalnya. Jadi kalau kangen bisa deh lewat depan sekolahnya sambil main ke Alpa, wkwkwkw. Mengenai kurikulum kami pun tidak ambil pusing seperti pemerintah yang suka gonta-ganti kurikulum. Why? karena nantinya pendidikan di rumah yang akan mendominasi dan menguatkan pola berpikir mereka. Tetep sayalah guru utama mereka. Terkesan arogan gak sih hehee. Soalnya saya percaya banget bahwa sejatinya keluarga adalah sekolah terbaik untuk anak. Sejauh dan selama apa pun sekolahnya di luar mereka akan tetap pulang ke rumah. Jadi prinsip saya sih dimanapun sekolahnya, sebaiknya orang tua tetap berperan penting dalam  mengawasi sekaligus  mendampingi perkembangan pendidikan anak. Apa pun pilihan orang tua tentunya sudah melalui berbagai pertimbangan matang demi kebaikan sang anak. Jika kita sudah menentukan pilihan maka pastikan anak kita bisa menerima dan nyaman dengan pilihan  yang kita tetapkan untuk mereka. Ikat selalu dengan doa supaya ikhtiar pendidikan untuk anak kita selalu mendapatkan Ridho dan pertolongan Allah SWT. Selamat berburu sekolah ya parents!.
Anak mbarep saat masih 3 tahun dan skrng udah mau SD 😭

Referensi:
Mashitoh, Siti. 2013. Optimalisasi Pendidikan Dasar Sebagai Basic Education Berkelanjutan. Jurnal Ilmiah Universitas Negeri Malang. Vol. 03/114
www.renesia.com
www.wikipedia.co.idò0




Komentar

Postingan populer dari blog ini

BAKAT BERDAGANG MAS NIZAM

MEMBUAT POHON LITERASI KELUARGA

MENGHITUNG LEMBARAN KERTAS SOAL