Diary Nyimbuz Family

Kamis, 4 Mei 2017

Tadi malam saya membawa 3 anak (Nizam 5th, Ilham 3.5th, Naira 15mos) tanpa suami yg saat itu belum pulang untuk sholat isyak berjamaah di masjid. Bukankah sebaiknya wanita dan anak2 sholat di rumah saja?? Memang betul ada hadist demikian, tapi dlam konteks kekinian dimana saya pun sering pergi ke mall/tempat lain tanpa suami maka pergi sholat berjamaah di masjid adalah jauhh lebih baik dibanding saya dirumah. Sekaligus memberikan contoh bahwa lelakilah yang diwajibkan untuk memuliakan masjid. Jadilah dengan beberapa negosiasi yg sedikit alot antara mereka tetep stay dirumah dan ikut kemasjid. Mereka bisa ikut ke masjid asalkan mau ikut sholat dibarisan, dan gak lari2an sambil teriak2an atau mereka bawa sepeda dan main sepedaan dihalaman masjid. Oke deal, mereka ber2 memilih untuk bersepeda. Ikutlah mereka ke masjid dan sesampainya disana saya sholat bersama Naira. Rokaat pertama masih bisa khusyu', masuk rokaat ke-2 mulai terdengar hentakan kaki2 kecil berlarian disusul suara teriakan kenceng khas anak2 saya dan beberapa followers kecil mereka. Kebetulan saat itu di masjid hanya ada beberapa anak kecil, dan anak saya termasuk paling gede...lainnya masih batita dan ngikutin mereka berlarian di teras masjid. Memang tidak didalam area sholat, tapi yaa namanya sholat dg suasana tenang suara kentut saja mungkin bisa terdengar, gimana suara teriakan dan tawa anak2 sih.... Saya masih berusaha tetap khusyuk ditengah suara2 indah diluar. Bisa bayangkan gmna perasaan jamaah dan imam sholat 😖 duhh....jadi makin buyarr kann...tapi hanya bisa pasrah dan berdoa karena sudah terjadi, endingnya adalah salah saya juga ngajak mereka ke masjid 😣. Emang biasanya gimana??yaa jarang juga sih sholat ke masjid, beberapa kali dalam sebulan kalo dihitung dan anak2 pun biasanya bisa diajak kompromi dg ikut sholat bareng ataupun main diarea halaman luar masjid. Qodarulloh, tadi anak2 dibikin Alloh sedikit lebih aktif dan caper sampai pada roka'at terakhir mereka sudah agak tenang karena mungkin sudah ada yg mengingatkan. Jadilah setelah salam, saya langsung ngacir keluar menyusul mereka dan memeluk mereka (baca: ngempit kanan kiri agak rapet 😅) dan dg keringat mereka yg menbasahi kaos mereka masih ceria merasa tak bersalah. Truss sayaa gmna???muka agak kesel dan sambil nggerutu menggiring mereka pulang.... kemudian sya ingat akan nasehat2 yg sering saya baca dan dengarkan, jika kita merasa marah pd anak sebaiknya diamkan diri. Dengan diam kita bisa belajar tenang dan memberikan kesempatan untuk otak bernalar dan hati berempati sehingga tidak terjadi hal2 yg merugikan. Kemudian sya langsung ngontel sepeda arah pulang, 2 anak cowok saya ngikutin dibelakang dg keributan kecil mereka masing2. Dijalan, bahkan sampe depan rumah, mreka masih ribut dan ramai sendiri 😅 masyaAlloh...sampainya dirumah barulah saya mulaii "berubaahhh" sensorrrrr lah ya 😣 prosesnya agak lebay soalnya, dari kata pembuka sampai endingnya mreka ber2 nangis sesenggukan dan berjanji tidak akan mengulangi lagi lari2an dan teriak2an di masjid. Drama???so pasti...sedikit cubitan???(skip ya Buibu ndak boleh ditiru) saya memang masih susah menghilangkan kebiasaan cubit kecil saat marah) tapi apa daya... saya hanyalah ibu2 biasa yg kadang lupa. Lupa kalau mereka adalah titipan Alloh sang Maha Pencipta. Tapi satu hal baik yg saya coba tanamkan dalam kemarahan saya bahwa saya tidak akan mengeluarkan perkataan buruk/jelek pd anak2 saya... karena ucapan Ibu adalah doa untuk anak2nya. Sekali lagi, ini adalah proses saya dalam membesarkan dan mendidik anak2 saya. Tidak mudah untuk saya menjadi Ibu dari 3 anak balita dengan minimnya kehadiran suami (karena tugasnya saat ini) dan tanpa campur tangan orang lain. Belajar tidak banyak menuntut dan sabaar adalah PR saya, doa adalah pedang saya, dan surga adalah tujuan saya sehingga tidak ada kata terlambat untuk berubah. Satu lagi, menulis adalah pelarian saya... so pardon my notes, maafkan jika terkesan lebay... merasa harus lebih bersyukur 😇😇😇😇😇.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BAKAT BERDAGANG MAS NIZAM

MEMBUAT POHON LITERASI KELUARGA

MENGHITUNG LEMBARAN KERTAS SOAL